Tren Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Simak Tren Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia Selasa, 11 Maret 2025

Solusi Ekonomi – Tren kurs rupiah di 5 bank besar Indonesia mengalami pergerakan yang signifikan pada Selasa, 11 Maret 2025. Pada hari tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menunjukkan pelemahan yang cukup jelas. Berdasarkan data pasar spot, rupiah tercatat berada pada level Rp 16.409,5 per dollar AS pada pukul 09.22 WIB. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 42,5 poin atau sekitar 0,26 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, yaitu Rp 16.367 per dollar AS.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs rupiah ini adalah kondisi pasar global dan pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai kebijakan tarifnya. Selain itu, ketegangan pasar mengenai resesi ekonomi AS dan pelambatan ekonomi global juga memberikan dampak terhadap nilai tukar mata uang di pasar emerging market, termasuk rupiah.

Berikut adalah perkembangan lebih lanjut mengenai tren kurs rupiah di beberapa bank besar di Indonesia yang dapat memengaruhi transaksi kamu.

Pergerakan Kurs Rupiah di Pasar Spot dan Bank Besar

Pada perdagangan pasar spot, kurs rupiah mengalami penurunan pada Selasa, 11 Maret 2025. Di sesi pagi, pukul 09.22 WIB, rupiah tercatat melemah menjadi Rp 16.409,5 per dollar AS, setelah sebelumnya berada di level Rp 16.367 per dollar AS pada penutupan hari sebelumnya. Pelemahan ini mencerminkan tekanan dari berbagai faktor ekonomi global, yang turut mempengaruhi pasar valuta asing di Indonesia.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menjelaskan bahwa pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai kebijakan tarif yang lebih tinggi memicu kekhawatiran pasar. Wawancara Trump di Fox News, yang membahas potensi transisi pelambatan ekonomi akibat kebijakan tarif tersebut, menyebabkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap perekonomian global. Pasar pun merespons dengan pesimisme yang berimbas pada penurunan nilai tukar mata uang emerging market, termasuk rupiah.

Namun, meskipun ada kekhawatiran terhadap resesi di AS, rupiah tetap menunjukkan beberapa tren pergerakan yang stabil. Di tengah kondisi ini, harga aset berisiko, termasuk saham dan mata uang emerging market, tetap tertekan. Oleh karena itu, Ariston memprediksi bahwa rupiah berpotensi melemah lebih lanjut ke kisaran Rp 16.400 per dollar AS, dengan level support di sekitar Rp 16.300.

“Baca juga: Meningkatkan Perputaran Ekonomi Ramadan dengan Promo dan Cashback dari BSI”

Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Berdasarkan kurs yang terpantau di bank-bank besar Indonesia, terdapat beberapa perbedaan pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Berikut ini adalah kurs jual dan beli yang berlaku di lima bank besar pada hari ini:

BRI

  • Kurs Jual: Rp 16.433 per dollar AS
  • Kurs Beli: Rp 16.408 per dollar AS

Mandiri

  • Kurs Jual: Rp 16.290 per dollar AS
  • Kurs Beli: Rp 16.260 per dollar AS

BNI

  • Kurs Jual: Rp 16.398 per dollar AS
  • Kurs Beli: Rp 16.298 per dollar AS

BCA

  • Kurs Jual: Rp 16.420 per dollar AS
  • Kurs Beli: Rp 16.400 per dollar AS

CIMB Niaga

  • Kurs Jual: Rp 16.352 per dollar AS
  • Kurs Beli: Rp 16.347 per dollar AS

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa setiap bank menetapkan kurs jual dan beli yang berbeda. Kurs jual adalah nilai tukar ketika bank menjual dollar AS kepada nasabah, sementara kurs beli adalah nilai tukar saat bank membeli dollar AS dari nasabah. Meskipun kurs jual lebih tinggi daripada kurs beli, selisihnya berbeda-beda antar bank, yang memberikan pilihan bagi nasabah untuk memilih bank yang menawarkan kurs yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

Faktor yang Mempengaruhi Kurs Rupiah

Beberapa faktor mempengaruhi pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS dan mata uang asing lainnya. Salah satu faktor utama adalah kondisi ekonomi global, terutama yang berhubungan dengan kebijakan ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China. Kebijakan tarif dan ketegangan perdagangan dapat mempengaruhi sentimen pasar dan berimbas pada permintaan serta penawaran mata uang.

Selain itu, faktor domestik juga berperan penting dalam menentukan nilai tukar rupiah. Kondisi perekonomian Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca perdagangan, dapat memberikan dampak langsung pada nilai tukar mata uang. Keputusan Bank Indonesia (BI) dalam mengatur suku bunga dan kebijakan moneter juga turut mempengaruhi kestabilan rupiah di pasar internasional.

“Simak juga: Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Kolaborasi Sekolah dan Komunitas”

Perkembangan Pasar Valuta Asing dan Implikasinya pada Rupiah

Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS pada Selasa, 11 Maret 2025, juga berhubungan dengan tren global yang mempengaruhi nilai tukar mata uang di negara-negara berkembang. Ketegangan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, seperti ketidakpastian terhadap kebijakan tarif, menambah kecemasan pasar terhadap potensi resesi ekonomi global.

Pasar valuta asing (forex) sensitif terhadap berbagai faktor eksternal, terutama sentimen yang dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan negara-negara besar. Oleh karena itu, fluktuasi kurs rupiah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut. Selain kebijakan fiskal dan moneter, pernyataan pejabat pemerintah, terutama dari AS, sering kali menggerakkan pasar secara signifikan.

Bagaimana Menanggapi Tren Kurs Rupiah yang Melemah?

Bagi pelaku bisnis dan masyarakat yang memiliki ketergantungan pada transaksi mata uang asing, memahami pergerakan kurs rupiah sangat penting. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan memantau tren kurs secara berkala dan mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang potensi perubahan nilai tukar.

Bagi yang membutuhkan dollar AS untuk keperluan bisnis atau perjalanan, memahami perbedaan kurs di setiap bank dapat membantu mereka memilih bank dengan kurs yang lebih menguntungkan. Bagi yang memiliki simpanan dalam bentuk dollar AS, memantau pergerakan kurs dapat membantu mereka untuk menentukan waktu yang tepat dalam menukarkan mata uang.

Selain itu, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui kebijakan yang diterapkan. Melalui intervensi pasar dan penyesuaian kebijakan moneter, BI berupaya menjaga agar nilai rupiah tetap stabil dalam menghadapi fluktuasi pasar yang terjadi secara global.

Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Rupiah

Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengambil langkah-langkah yang dapat mempengaruhi stabilitas kurs rupiah, salah satunya adalah dengan mengubah suku bunga acuan. Kebijakan ini berfungsi untuk menjaga daya tarik investasi di Indonesia dan mengendalikan inflasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pergerakan kurs rupiah.

Selain itu, BI juga melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan rupiah. Intervensi pasar dilakukan melalui pembelian atau penjualan dollar AS agar nilai tukar rupiah tetap berada dalam kisaran yang wajar. Tindakan ini biasanya dilakukan dalam situasi pasar yang bergejolak untuk mencegah gejolak kurs yang berlebihan.

Dampak Kurs Rupiah terhadap Ekonomi Indonesia

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak hanya mempengaruhi individu atau pelaku pasar, tetapi juga dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Nilai tukar yang melemah dapat meningkatkan biaya impor barang, yang pada gilirannya akan berimbas pada inflasi. Hal ini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan kestabilan ekonomi domestik.

Namun, di sisi lain, pelemahan rupiah juga dapat menguntungkan eksportir. Eksportir menjual produk Indonesia ke luar negeri, dan produk mereka menjadi lebih kompetitif karena harga dalam mata uang asing menjadi lebih murah. Oleh karena itu, pelaku bisnis dan pemerintah perlu memantau pergerakan kurs rupiah untuk menjaga keseimbangan ekonomi.