Solusi Ekonomi – Negara ini sedang mengincar mineral langka yang sangat penting untuk mendukung industri teknologi dan kendaraan listrik. India, negara yang kini aktif berburu mineral penting, berfokus pada pencarian kobalt, lithium, tembaga, nikel, dan logam tanah jarang. Industri energi terbarukan dan teknologi modern semakin membutuhkan mineral-mineral ini seiring dengan pertumbuhannya. Pemerintah India, melalui misi pertambangan yang ambisius, tengah bekerja sama dengan negara-negara Afrika dan Australia untuk mendapatkan akses ke sumber daya mineral tersebut. India berharap keberhasilan mereka dalam memperoleh mineral langka ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kemandirian negara.
Kerja Sama India dengan Zambia, Kongo, dan Australia
India sedang memperluas kerja sama internasional untuk menggali potensi mineral langka. Beberapa negara yang menjadi fokus utama adalah Zambia, Kongo, dan Australia. Sekretaris Pertambangan India, V.L. Kantha Rao, mengungkapkan bahwa pemerintah India telah bekerja sama dengan konsorsium perusahaan negara India, KABIL, untuk mengeksplorasi dan memperoleh aset mineral kritis di negara-negara tersebut. Kerja sama ini diharapkan mempercepat pihak-pihak terkait mengeksplorasi mineral penting seperti lithium, kobalt, tembaga, dan logam tanah jarang, yang sangat dibutuhkan oleh industri teknologi dan kendaraan listrik.
Pemerintah Zambia baru-baru ini setuju memberikan akses kepada India untuk mengeksplorasi area seluas 9.000 km persegi yang kaya akan kobalt dan tembaga. Mereka memperkirakan proses eksplorasi ini akan memakan waktu dua hingga tiga tahun. Setelah itu, India berharap dapat mengamankan hak penambangan untuk mineral-mineral penting tersebut. Proyek ini merupakan bagian dari strategi India untuk mendapatkan pasokan mineral langka yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
“Baca juga: Fenomena Kaum Menengah Turun Kelas: Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Ekonomi”
Peningkatan Permintaan Lithium dan Mineral Lainnya
Permintaan terhadap mineral langka, terutama lithium, semakin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi energi terbarukan dan kendaraan listrik. Lithium, yang perusahaan gunakan dalam baterai kendaraan listrik dan perangkat elektronik, kini menjadi bahan baku yang sangat dicari. Negara-negara besar seperti China mendominasi sektor teknologi pengolahan lithium, namun India berusaha mengurangi ketergantungan pada impor dari negara tersebut. India melakukan langkah ini dengan memperluas eksplorasi dan pengolahan mineral-mineral penting di dalam negeri maupun melalui kerja sama internasional.
Pada bulan Januari 2025, India menyetujui Misi Mineral Kritis Nasional yang bernilai USD 1,9 miliar. Pemerintah merancang Misi ini untuk memperkuat sektor pertambangan India dan mengurangi ketergantungan pada impor mineral kritis. Menteri Pertambangan India, G. Kishan Reddy, menjelaskan bahwa blok lithium yang ada di beberapa negara bagian India, seperti Jammu dan Kashmir serta Chhattisgarh, sangat diminati. Pemerintah berharap dapat segera mencapai kejelasan mengenai eksplorasi blok tersebut pada akhir April atau Mei 2025. Setelah itu, pemerintah akan melelang blok-blok tersebut untuk menarik investor dan perusahaan pertambangan.
Mengejar Kemandirian Energi dan Teknologi
India memiliki ambisi besar untuk mencapai kemandirian di sektor pertambangan, terutama dalam hal mineral-mineral kritis yang mendukung industri teknologi. Pasokan mineral seperti lithium, tembaga, nikel, dan logam tanah jarang sangat penting untuk produksi baterai kendaraan listrik dan perangkat elektronik. Untuk itu, India terus berupaya menggali potensi sumber daya alam yang ada di dalam negeri dan menjalin kerja sama dengan negara-negara penghasil mineral tersebut. Dengan tujuan ini, India berharap dapat menciptakan pasar domestik yang lebih mandiri, mengurangi ketergantungan pada negara lain, dan meningkatkan daya saingnya di pasar global.
Sektor pertambangan yang terus berkembang ini juga menciptakan peluang investasi besar. India berharap dapat menarik investasi internasional untuk mempercepat eksplorasi dan pengolahan mineral-mineral langka tersebut. Dengan peningkatan pasokan dan teknologi pengolahan yang lebih baik, India bisa memperkuat posisinya dalam pasar mineral global yang semakin kompetitif.
Pembatalan Lelang Pertambangan Mineral Kritis
Pada bulan Desember 2024, pemerintah India membatalkan lelang untuk 11 lokasi pertambangan mineral kritis yang direncanakan sebelumnya. Perusahaan-perusahaan yang tertarik tidak menunjukkan minat yang cukup untuk mengikuti lelang tersebut, sehingga pemerintah membatalkan lelang itu. Namun, tantangan ini menunjukkan bahwa India tetap berusaha keras menemukan jalan keluar guna memperoleh mineral langka yang diperlukan.
Kurangnya minat investor menunjukkan pentingnya strategi yang lebih matang dalam merencanakan dan menarik investor ke sektor pertambangan. Pemerintah India kini mempersiapkan langkah-langkah lebih lanjut untuk meningkatkan daya tarik sektor pertambangan mineral kritis di dalam negeri. Salah satu cara yang pemerintah lakukan adalah dengan meningkatkan kebijakan yang dapat memberikan insentif bagi investor dan perusahaan pertambangan.
“Simak juga: Waste Based Bricks: Inovasi Cerdas Ubah Limbah Jadi Material Bangunan”
Posisi Australia dan “Segitiga Lithium” dalam Pasokan Global
Australia, bersama dengan negara-negara yang berada di “Segitiga Lithium” (Chili, Argentina, dan Bolivia), memiliki lebih dari 75% cadangan lithium dunia. Negara-negara ini menjadi pusat utama pasokan lithium global, dan sebagian besar mengekspornya ke China untuk diproses. India menyadari pentingnya diversifikasi sumber daya untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara ini, terutama China, yang mendominasi sektor pengolahan lithium.
Sebagai langkah awal, India memperluas jalinan kerja sama dengan Australia untuk memastikan pasokan lithium yang lebih stabil dan terjamin. Pemerintah India berharap dapat memperoleh akses langsung ke cadangan lithium yang ada di Australia dan negara-negara penghasil mineral langka lainnya. Hal ini akan membuka peluang bagi India untuk mengembangkan teknologi baterai dan kendaraan listrik dengan sumber daya domestik yang lebih besar.
Penguatan Kerja Sama Internasional untuk Pengolahan Mineral
Selain bekerja sama dalam eksplorasi, India juga memperkuat hubungan dengan negara-negara penghasil mineral untuk membangun kapasitas pengolahan mineral di dalam negeri. India melakukan hal ini untuk memastikan mereka tidak hanya mengekspor mineral sebagai bahan mentah, tetapi juga memprosesnya menjadi produk setengah jadi yang bernilai tinggi. Dengan demikian, India dapat meningkatkan nilai tambah pada sumber daya alam yang dimilikinya.
India juga memfokuskan pengolahan mineral sebagai salah satu fokus utama dalam kebijakan pertambangannya. Dengan memperkuat sektor pengolahan, India berharap dapat menghasilkan produk mineral berkualitas tinggi yang mereka gunakan dalam berbagai industri, termasuk kendaraan listrik dan teknologi informasi. Inisiatif ini akan mempercepat transformasi ekonomi India menuju ekonomi hijau yang lebih berkelanjutan.
Meningkatkan Infrastruktur untuk Mendukung Sektor Pertambangan
Untuk mendukung sektor pertambangan yang terus berkembang, India juga berupaya memperbaiki infrastruktur yang ada. Infrastruktur transportasi dan logistik yang lebih baik memungkinkan pihak-pihak terkait untuk mendistribusikan mineral-mineral yang diperoleh dari proyek pertambangan dengan lebih mudah. Pemerintah India kini fokus meningkatkan konektivitas antara lokasi pertambangan dan pasar domestik serta internasional.
Selain itu, India juga berusaha untuk meningkatkan teknologi pertambangan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini penting agar sektor pertambangan dapat beroperasi dengan cara yang lebih berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Dengan teknologi pertambangan yang lebih efisien dan ramah lingkungan, India dapat memenuhi kebutuhan mineral kritis tanpa mengorbankan keberlanjutan alam.